Haiiii semuanya…
Sudah lama ternyata saya tak pernah menyentuh blog ini. Bukan
karena malas tapi karena sibuk, seperti mahasiswa public health lainnya, belakangan ini saya sedang sibuk2nya
melakukan survey dan segala macam jenisnya, maklum mahasiswa tingkat
akhir.hihhihiiii
Seperti postingan sebelumnya, kali ini saya akan mosting
tentang unforeseen journey. Tahu kan unforeseen Journey itu apa?? Ia,
perjalanan yang gitu?? Tahu ah, lupa.
Oke, langsung saja. Unforeseen
journey kali ini bertempat di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Ga tahu?? Ituloh desa bebas asap rokok
sedunia. Masih ga tahu?? Tanya aja sama om
google, pasti om google tahu.
Perjalanan kami dimulai pada pukul 08.00 pagi dengan
menggunakan Bus Batutumonga dan tiba di daerah Sossok(20 km dari bone-bone)
pada pagi hari. Berhubung kami adalah rombongan maka untuk tiba di Desa
Bone-bone tidaklah mudah, sebab ada kendaraan khusus yang digunakan untuk tiba
di sana. Dan inilah kendaraan khusus tersebut.
Yak, truk tedong. Darisini kami tahu bagaimana perasaan
seekor kerbau, sapi dan lain sebagainya. Setelah ±2 jam kamipun akhirnya tiba di desa
Bone-bone.
Desa Bone-bone yang masih
terletak dalam kawasan Gunung Latimojong ini merupakan potret desa yang
sangat menarik. Bagaimana tidak, desa ini merupakan satu-satunya Desa yang
bersih dengan udara yang segar serta Bebas
Asap Rokok. Desa ini melarang warga dan siapa saja yang datang untuk untuk merokok,
bahkan turis sekalipun.
Desa Bone-bone ini memang telah lama menerapkan larangan
merokok untuk warganya, tidak hanya itu, bahkan siapa saja pengunjung dilarang
untuk merokok di Desa ini. Awalnya memang berat untuk memulai hal ini karena hanya sebatas norma.
Namun, pada tahun 2003, larangan merokok ini resmi dibuat dalam peraturan
tertulis (Perdes).
Desa Bone-bone ini memang merupakan desa yang sangat unik.
Selain larangan rokok, ada juga peraturan yang mengharuskan warganya jika ingin
menikah harus menanam 5 pohon. Jadi, tidak salah jika disana banyak bujangan
alias jomblo #ehh #salahfokus
Setelah ke desa Bone-bone, kamipun bergegas untuk melakukan
perjalanan wisata ke Toraja.
1. Lemo
Lemo merupakan tempat wisata yang pertama kali kami kunjungi ketika di toraja. Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). Di bukit ini terdapat beberapa lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga. Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah.. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.
2. Kete'kesu
Di Ke’te Kesu kita dapat melihat pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan
batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya
sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir
yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.
Ahhhh… Unforeseen Journey yag menyenangkan.
Akhir kata….