Kamis, 11 Juli 2013

Unforeseen Journey 2 (Bone-bone-Toraja)



Haiiii semuanya…
Sudah lama ternyata saya tak pernah menyentuh blog ini. Bukan karena malas tapi karena sibuk, seperti mahasiswa public health lainnya, belakangan ini saya sedang sibuk2nya melakukan survey dan segala macam jenisnya, maklum mahasiswa tingkat akhir.hihhihiiii
Seperti postingan sebelumnya, kali ini saya akan mosting tentang unforeseen journey. Tahu kan unforeseen Journey itu apa?? Ia, perjalanan yang gitu?? Tahu ah, lupa.
Oke, langsung saja. Unforeseen journey kali ini bertempat di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Ga tahu?? Ituloh desa bebas asap rokok sedunia. Masih ga tahu?? Tanya  aja sama om google, pasti om google tahu.
Untuk lebih lanjutnya liat nih penampakkannya…
lihat desanya, jangan lihat orangnya



Perjalanan kami dimulai pada pukul 08.00 pagi dengan menggunakan Bus Batutumonga dan tiba di daerah Sossok(20 km dari bone-bone) pada pagi hari. Berhubung kami adalah rombongan maka untuk tiba di Desa Bone-bone tidaklah mudah, sebab ada kendaraan khusus yang digunakan untuk tiba di sana. Dan inilah kendaraan khusus tersebut.          


Yak, truk tedong. Darisini kami tahu bagaimana perasaan seekor kerbau, sapi dan lain sebagainya. Setelah ±2 jam kamipun akhirnya tiba di desa Bone-bone.
Desa Bone-bone yang masih  terletak dalam kawasan Gunung Latimojong ini merupakan potret desa yang sangat menarik. Bagaimana tidak, desa ini merupakan satu-satunya Desa yang bersih dengan udara yang segar serta Bebas Asap Rokok. Desa ini melarang warga dan siapa saja yang datang untuk untuk merokok, bahkan turis sekalipun.
Desa Bone-bone ini memang telah lama menerapkan larangan merokok untuk warganya, tidak hanya itu, bahkan siapa saja pengunjung dilarang untuk merokok di Desa ini. Awalnya memang berat untuk  memulai hal ini karena hanya sebatas norma. Namun, pada tahun 2003, larangan merokok ini resmi dibuat dalam peraturan tertulis (Perdes).
Desa Bone-bone ini memang merupakan desa yang sangat unik. Selain larangan rokok, ada juga peraturan yang mengharuskan warganya jika ingin menikah harus menanam 5 pohon. Jadi, tidak salah jika disana banyak bujangan alias jomblo #ehh #salahfokus

Setelah ke desa Bone-bone, kamipun bergegas untuk melakukan perjalanan wisata ke Toraja.
1. Lemo


 Lemo merupakan tempat wisata yang pertama kali kami kunjungi ketika  di toraja. Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). Di bukit ini terdapat beberapa lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga. Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah.. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.

2. Kete'kesu




 



 Di Ke’te Kesu kita dapat melihat pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.


Berhubung waktu yang membatasi, kamipun harus kembali ke kota asal kami yakni Kendari…
Ahhhh… Unforeseen Journey yag menyenangkan.
Akhir kata….